Dampak kenaikan BI rate memang sangat terasa, terutama bagi perekonomian Indonesia dan masyarakat. Ada yang mengatakan kebijakan tersebut membuat bunga dari pinjaman terutama KPR akan naik.
Kondisi tersebut begitu memberatkan warga, tetapi ada juga yang berpendapat lain. Di mana ada sisi positif bisa diambil dan dimanfaatkan, sehingga kenaikan tersebut bisa meningkatkan sekaligus menumbuhkan perekonomian.
Dampak Kenaikan BI Rate Secara Positif
Kebijakan untuk meningkatkan suku bunga acuan, memang menjadi poin alternatif terbaik di setiap negara untuk menstabilkan perekonomian. Kondisi tersebut justru akan menjadi poin positif bagi pemerintah dan masyarakat.
Hanya saja, mereka harus mampu memanfaatkannya dengan baik, sehingga efek bagus tersebut akan terasa. Berikut beberapa pembahasan, mengapa kebijakan ini dapat memberikan angin segar bagi perekonomian.
1. Rupiah Bisa Menguat
Dampak kenaikan BI rate tersebut akan memicu penguatan terhadap Rupiah. Keadaan ini sangat bagus dan harus dimanfaatkan benar, karena peluang untuk berkembang sekaligus maju sangat tinggi.
Penguatan rupiah terutama terhadap Dolar Amerika membuat pemerintah mampu mengurangi biaya cicilan pinjaman dan impor. Sisa dari angka tersebut dapat digunakan untuk pembangunan, atau peningkatan pelayanan.
Terlebih kalau penguatannya bisa signifikan, dampaknya akan sangat terasa walau di masyarakat sendiri memang mampu menurunkan daya beli. Hanya saja, kondisi tersebut sifatnya sementara, karena mereka sendiri mampu memanfaatkan momen.
Ketika rupiah sudah sangat bagus menjadi daya tawar terbaik. Jika ada investor yang mungkin ingin menarik seluruh dana dan dipindahkan ke luar negeri, dengan kebijakan ini mereka akan berpikir lagi.
Hasilnya, modal tersebut tidak jadi keluar sehingga terus menetap di Indonesia. Ketika hal itu terjadi, para pelaku usaha dan pemerintah dapat terus mengembangkan berbagai kebijakan, agar iklim usaha tetap menguntungkan.
2. Munculnya Investor Baru
Dampak kenaikan BI rate dalam sisi positif ini sebenarnya seperti rantai, jadi bukan berdiri sendiri, melainkan satu sama lain saling terkait. Begitu juga dengan efek dari penguatan Rupiah.
Saat kondisi sebuah negara stabil dan perekonomiannya bagus, tingkat pengangguran serta kemiskinan dapat ditekan hingga menunjukkan angka positif, keadaan tersebut mampu membawa investor baru untuk datang.
Bagi para pemilik modal, poin utamanya adalah mereka harus untung walaupun hanya dengan angka minimal. Karena uang tersebut nantinya akan digunakan kembali untuk melakukan investasi.
Dampak kenaikan BI rate memberikan isyarat bahwa, perekonomian negara tersebut dalam keadaan bagus dan stabil. Hal ini akan meningkatkan keinginan mereka karena, keuntungan pasti akan tercapai.
3. Bunga Deposito Naik
Ketika ada yang mengeluhkan biaya pinjaman naik, di satu sisi bunga deposito juga ikut merangkak ke atas. Kondisi tersebut justru harus dimanfaatkan benar oleh masyarakat, agar lebih giat dalam menabung.
Bunga tinggi memungkinkan masyarakat mendapatkan keuntungan cukup besar juga walaupun naiknya hanya sedikit. Sebagai contoh Anda mempunyai uang 10 juta, kemudian ada kenaikan sekitar 1%, nilainya sudah bertambah.
Terlebih kalau melaksanakan program deposito tersebut dalam jangka panjang, misalnya saja untuk hari tua. Belum lagi dengan berbagai program lain yang ditawarkan bank, imbal baliknya terasa menguntungkan.
4. Inflasi Terkendali
Dampak kenaikan BI rate selanjutnya adalah mampu menekan inflasi yang mungkin terjadi cukup signifikan, mengapa hal ini dapat terjadi? Karena saat kebijakan ini diterapkan, semua bunga akan ikut naik.
Maka seluruh biaya pinjaman juga ikut meningkat, hal tersebut membuat masyarakat menurunkan keinginannya untuk membeli berbagai produk. Dengan begini, harga akan kembali seperti semula bahkan bisa turun.
Perlu diingat, inflasi ini dapat terjadi apabila sebuah barang mengalami kelangkaan, sehingga harganya akan naik terus-menerus. Bila itu terjadi, daya beli masyarakat akan menurun, sehingga menciptakan efek buruk bagi perekonomian.
Hanya saja untuk menerapkan kebijakan ini sehingga mampu menekan laju inflasi, pemerintah juga harus berhitung terlebih dulu, agar tidak menjadi bumerang. Sebagai contoh ketika harga komoditi beras melonjak tinggi.
Solusinya bukanlah menaikkan suku bunga, melainkan mencoba menggenjot lagi produksi dan kemungkinan impor dibuka. Walau banyak opsi, kenaikan BI rate masih jadi solusi utama, agar gejolak harga tidak semakin memberatkan.
5. Peningkatan Daya Beli Masyarakat
Dampak kenaikan BI rate juga mampu meningkatkan daya beli masyarakat, ketika inflasi ini sudah terkendali dengan baik. Minimal angkanya menurun tajam, dari dua digit menjadi satu.
Walau terlihat sederhana, namun perubahan angka tersebut sudah menunjukkan bahwa warga mulai melakukan pembelian lagi. Alasannya sederhana, harganya sudah cenderung stabil kembali sehingga dari sisi keuangan sudah cukup.
Dengan terdorongnya daya beli ini, memberikan dampak positif bagi perekonomian sebuah negara. Maka dari itu, sangat penting untuk menjaga keinginan masyarakat melakukan pembelian, bukan hanya barang pokok saja.
Poin positif tersebut harus dimanfaatkan oleh pemerintah dan masyarakat, terutama pelaku usaha khususnya yang bergerak di bidang ekspor. Karena kemungkinannya adalah mampu meningkatkan perekonomian, yang efeknya bisa menyeluruh.
Dampak kenaikan BI rate tidak sepenuhnya menjadi momok, andai saja mampu memanfaatkannya maka hasilnya juga positif, bahkan bisa menjadi titik awal peningkatan perekonomian baik negara maupun masyarakat.